Romantisme Saling Menghargai di Acara Festival Lampion Waisak

Persiapan
Waisak adalah hari suci yang selalu diperingti oleh seluruh umat Budha di seluruh dunia. Tanpa terkecuali bagi umat Budha di Indonesia yang kegiatannya terpusat di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Hari raya Waisak diperingati pada bulan Mei saat purnama Sidhi atau terang bulan untuk memperingati 3 peristiwa penting yaitu lahirnya pangeran Siddharta, penerangan agung pangeran Siddharta menjadi Buddha, dan wafatnya Buddha Gautama.

Kebetulan gue lahir dan besar di Borobudur, Magelang. So, acara Waisak  bukan menjadi hal yang asing di kehidupan gue. Acara Waisak sendiri memiliki banyak prosesi. Entah itu beberapa hari sebelum hari-H atau pas hari-H. Yaitu hari dimana nomor ditanggal menjadi berwarna merah. Yup! Hari libur nasional untuk perayaan hari Waisak.

Ada beberapa prosesi yang bisa diikuti oleh masyarakat umum. Salah satunya adalah pelepasan lampion yang menjadi puncak acara dalam serangkaian acara Waisak. Namun, sebenarnya pelepasan lampion atau bisa disebut juga Festival Lampion bukan merupakan puncak acara. Festival Lampion sendiri adalah salah satu dari beberapa prosesi yang ada di acara Waisak.

Makna dari pelepasan lampion pada acara Waisak adalah pengharapan para umat Budha untuk keadaan yang lebih tinggi.
Instagram: @sukmakur
Mengikuti festival lampion memang gratis, bahkan Taman Wisata Candi Borobudur sebagai tempat perlangsungan acara membuka pintu lebar-lebar bagi mereka yang ingin mengabadikan momen perayaan pelepasan lampion. Tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Namun, jika kamu ingin ikut serta dalam melepaskan lampion dengan label nama kamu menempel disana, dan secara simbolik ingin menerbangkan harapan melalui lampion yang terbang sampai nirwana, maka kamu diharuskan mendaftar terlebih dahulu sebelum hari-H. Nah, kalau yang seperti ini baru ada biayanya. Kalau cuma melihat atau mengambil momen sih gratis.

Momen Bersama
Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan ketika datang dan berburu foto disana.

1. Perhatikan Cuaca
Tidak dapat dipungkiri bahwa cuaca merupakan faktor penting yang harus diperhatikan disaat kita pergi ke suatu tempat. Sejauh pengalaman gue tinggal di Borobudur pada hari Waisak sering terjadi hujan lebat. Akan tetapi datangnya hujan bukanlah hal yang datang sebagai pengganggu namun dianggap sebagai rejeki dari Tuhan. Hujan biasanya turun dari sekitar pukul tiga sore sampai malam menjelang. Akan tetapi beberapa jam sebelum acara pelepasan lampion kemungkinan sudah reda. Walaupun itu tidak dapat dipastikan. Biarkan Tuhan yang mengatur.
(Berdoa saja semoga cuaca mendukung...)

2.  Ketahui Waktu dan Tempat Pelepasan Lampion dari Sumber yang Terpercaya
Dari tahun ke tahun pelepasan lampion  tidak selalu dimulai pada jam yang sama dan tempat yang sama. Memang betul bahwa lokasi pelepasan lampion berada di kawasan candi Borobudur. Akan tetapi bisa berada di sisi yang berbeda dari tahun sebelumnya. Juga waktu pelepasan lampion tidak selalu sama dengan tahun sebelumnya.
(Jadi.. lihat jadwal baik-baik yaa..)

3. Perhatikan Langkah Kamu
Seperti biasa pada acara yang langka seperti ini pasti banyak pengunjung yang datang untuk berburu momen. Terlebih lagi mereka akan berebutan memilih lokasi yang bagus untuk mengambil gambar. Akan tetapi kita juga harus memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan. Jangan sampai kamu melewati taman-taman yang ada di sana dan akibatnya taman itu menjadi rusak. Selain itu buanglah sampah pada tempat yang sudah disediakan.
(Jaga baik-baik lingkungan ya..!)

4. Hindari Penggunaan Flash
Flash memang membantu kamu dalam pengambilan foto di cahaya minim. Dimana dalam konteks ini kamu akan memfoto di malam hari yang tentu saja kondisi cahaya sangat minim. Akan tetapi, lebih baik anda menghindari penggunaan flash agar tidak mengganggu konsentrasi umat Budha dalam beribadah.
(Gak pakai flash juga bagus kok!)

5. Minta Ijin Terlebih Dahulu Jika Ingin Berfoto
Hal ini terkait dengan banyaknya para pengunjung yang nyelonong berfoto bersama dengan para Biksu. Sebelum berfoto bersama dengan mereka, mintalah ijin terlebih dahulu. "Apakah boleh saya mengambil gambar bersama dengan anda?","Apakah saya tidak mengganggu anda?" Mungkin itu beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan sebelum berfoto bersama mereka. Karena mereka adalah manusia bukan benda obyek foto terlebih lagi mereka sedang melakukan ibadah. Walaupun mereka akan bersenang hati ketika diajak berfoto. Namun minta ijinlah terlebih dahulu.
(Kan enak kalo gitu....)

6. Persiapkan Strategi dan Peralatan Anda dengan Baik
Alangkah baiknya sebelum kita berada di medan pertempuran kita persiapkan terlebih dahulu strategi dan peralatan bertempur. Sebelum anda berburu, membaca atau mendengar tips-tips para fotografer pro itu perlu. Lihat juga hasil-hasil jepretan mereka dengan objek yang sama.
(Biasanya mereka menggunakan mode Av dengan ISO 800-1200. Termasuk gue juga gitu)

7.  Putuk Situmbu, dengan Hasil Foto yang Berbeda !
Putuk Situmbu adalah salah satu lokasi spot terbaik untuk melihat Sunrise dengan latar Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan tentu saja candi Borobudur. Dengan pengambilan foto pelepasan lampion dari sana kamu akan mendapatkan foto yang berbeda dari fotografer lainnya. Atau kamu juga bisa mencari lokasi lain yang berbeda.
(Hati-hati mendung!)

Menuju Nirwana
Selamat mengabadikan momen di festival lampion yang akan datang. Jangan lupa bawa orang tersayang untuk merasakan "keromantisan" ini bersama. Terlebih lagi hormati mereka yang sedang beribadah dan mari menjaga lingkungan dengan baik dan benar.

Regards,
Sukma Kurniawan
Romantisme Saling Menghargai di Acara Festival Lampion Waisak Romantisme Saling Menghargai di Acara Festival Lampion Waisak Reviewed by Sukma Kurniawan on 14.34 Rating: 5

Tidak ada komentar